Laporan
Penilitian
Judul Percobaan
: Proses Korosi pada Paku
Prinsip Percobaan
:- Untuk mengetahui bagaimana proses
Korosi yang terjadi pada paku
-
Untuk mengetahui pengertian dari korosi
-
Untuk mengetahui bagaimana konsep korosi
dalam ilmu kimia
-
Untuk membandingkan peristiwa korosi
pada empat medium berbeda
a.
Alat
NO.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Paku
|
4
buah
|
2.
|
Gelas
|
4
buah
|
b. Bahan
No.
|
Nama
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Air Cuka (Asam
Asetat)
|
Secukupnya
|
2.
|
Larutan Garam
|
Secukupnya
|
3.
|
Minyak goreng
|
Secukupnya
|
4.
|
Larutan jeruk limau
|
secukupnya
|
Gambar.1
Cara
kerja
1. Dimasukan
paku kedalam gelas(I) yang berisi air cuka. Banyaknya air cuka harus menutupi permukaan
paku. Ditunggu selama 2 hari. Diamati apa yang terjadi.
2. Dimasukan
paku kedalam gelas (II) yang berisi larutan garam. Banyaknya larutan garam
harus menutupi permukaan paku. Ditunggu selama 2 hari. Diamati yang terjadi.
3. Dimasukan
paku kedalam gelas (III) yang berisi minyak goreng. Banyaknya minyak goreng
harus menutupi permukaan paku. Ditunggu selama 2 hari. Diamati apa yang
terjadi.
4. Dimasukan
paku kedalam gelas (IV) yang berisi air
jeruk limau. Banyaknya air jeruk limau tersebut harus menutupi permukaan paku.
Ditunggu selama 2 hari. Diamati apa yang terjadi.
Hasil
Pengamatan
No.
|
Hari
|
|
Hasil Perhitungan
|
||
Larutan air jeruk
|
Larutan asam cuka
|
Minyak goreng
|
Larutan garam
|
||
1.
|
Hari
Pertama
23-03-2013
Jam
17.00
|
Tidak
terjadi korosi
|
Banyak
gelembung di sekitar paku
|
Tidak
terjadi korosi
|
Banyak
gelembung di sekitar paku dan di gelas
|
2.
|
23-03-2013
Jam
19.00
|
Tidak
terjadi korosi
|
Terbentuk
sedikit karat pada bagian paku tidak tercelup air cuka.
|
Tidak
terjadi korosi
|
Terbentuk
sedikit karat pada bagian pku yang dekat dengan permukaan air garam.
|
3.
|
23-03-2013
Jam
21.00
|
Tidak
terjadi korosi
|
Terbentuk
banyak karat (korosi) pada bagian atas paku yang tidak tercelup air cuka
Pada
bagian bawah masih ada gelembung
|
Tidak
terjadi korosi
|
Terbentuk
banyak karat pada bagian paku yang dekat dengan permukaan air garam.
Masih
ada gelembung pada dasar paku.
|
4.
|
Hari
kedua
24-03-2013
Jam
15.12
|
Tidak
terjadi korosi
|
Karat
terlepas dari paku. Bagian atas paku yang tidak terkena larutan berkarat
|
Tidak
terjadi korosi
|
Paku
berkarat. Bagian atas paku terdapat paku yang lebih banyak daripada paku
bagian bawah.
|
Gambar
2.
Pembahasan
Tugas
: Kelas/Semester = XII/1
Kompetensi
Dasar
Menjelaskan reaksi
oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis
Materi
Pembelajaran
Korosi
Kegiatan
Pembelajaran
§
Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya korosi melalui kerja kelompok di laboratorium.
§
Menjelaskan
beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi
melalui diskusi kelas
Indikator
§ Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
korosi melalui percobaan
§ Menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi
Dalam bahasa
sehari-hari korosi dikenal dengan pengkaratan yakni sesuatu yang
hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah sebutan bagi
korosi pada besi. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami
korosi, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi
serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat
hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam
dan membahayakan.
Korosi atau
pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam pada dasarnya
merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan
lingkungan berair dan oksigen.
Korosi terjadi dalam lingkungan
yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen
di udara. Suatu logam akan mengalami korosi jika pada permukaannya terdapat
lapisan yang bertindak sebagai anoda dan lapisan lain sebagai katoda.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Korosi:
Pada umumnya ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya
percepatan korosi, yaitu:
a. Uap air
a. Uap air
Dilihat dari reaksi yang terjadi
pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya
proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat
berlangsungnya proses korosi.
b. Oksigen
Udara yang banyak mengandung gas
oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi pada permukaan logam
merupakan proses yang mengandung reaksi redoks. Reaksi yang terjadi ini
merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila ada
oksigen (O2) dan air (H2O).
Logam besi tidaklah murni, melainkan
mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam
tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam
dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C
sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi,
sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi
redoks pada peristiwa korosi.
Semakin banyak jumlah O2 dan H2O
yang mengalami kontak denan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya
korosi pada permukaan logam tersebut.
c. Larutan garam
Elektrolit (asam atau garam)
merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Hal itu
mengakibatkan elektron lebih mudah untuk dapat diikat oleh oksigen di udara.
Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka
air hujan dan air laut merupakan korosi yang utama.Larutan garam menyerang
lapisan mild stell dan lapisan stainless stell selain itu dapat menyebabkan
terjadinya pitting (kebocoran), crevice (retek / celah), korosi, dan juga
pecahnya alooys (paduan logam yang bersifat tahan karat). Larutan ini biasanya
ditemukan pada campuran minyak-air dalam konsentrasi yang tinggi yang akan
menyebabkan proses korosi. Proses ini disebabkan oleh kenaikan konduktivitas
larutan garam dimana larutan garam lebih konduktif sehingga menyebabkan laju
korosi juga akan lebih tinggi. Sedangkan pada kondisi kelautan garam dapat
mempercepat laju korosi logam karena larutan garamnya lebih konduktif, sama
halnya dengan kecepatan alir dari air laut yang sebanding dengan peningkatan
laju korosi, akibatnya terjadi gesekan, tegangan dan temperatur yang mendukung
terjadinya korosi.
d. Permukaan logam yang tidak rata
Permukaan logam yang tidak rata
memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai
anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi
sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai
anode dan katode.
e. Keberadaan Zat Pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam
dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom
logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil
pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas
oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat.
f. Kontak dengan Elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam
dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi
tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju
aliran elektron sehingga korosi meningkat.
g. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan
reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur
maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya
temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian
laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh
pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang
dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools )
atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).
h. pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam,
yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi
tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada
katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju
korosi pada permukaan logam semakin besar. Mengingat peristiwa korosi sering
terjadi dikehidupan kita, maka ada beberapa cara yang dapat ditempuh dalam
upaya mencegah terjadinya korosi yaitu:
a.
Cara
pelapisan (coating)
Pelapisan
adalah cara umum dan paling banyak di terapkan dalam istilah tonase baja, untuk
mengendalikan korosi, untuk melindungi/isolasi paduan logam dari lingkungan
yang korosif. Akan tetapi dalam prakteknya timbul banyak problem dan biasanya
kurang perhatian tentang masalah itu. Tersedia banyak sekali macam pelapis dan
yang paling umum adalah cat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat.
Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan
zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
Kontak antara besi dengan oksigen dan air dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat atau dengan logam lain. Hal ini dikarenakan jika besi dilapisi dengan cat atau logam lain yang lebih sukar teroksidasi (logam yang mempunyai Enol lebih besar). Yang akan bereaksi dengan udara adalah lapisan luarnya saja sehingga logam tersebut bisa dilindungi oleh logam tersebut.
Jika logam seperti seng dan timah mengalami korosi, senyawa yang terbentuk akan melindungi logam di bawahnya dari korosi selanjutnya. Seng, Zn dan timah dapat digunakan sebagai logam pelapis untuk melindungi besi dan korosi.
Namun perlu diperhatikan potensial elektrode standar seng dan timah terhadap besi.
Fe2+ (aq) + 2e → Fe(s) Eo = - 0,44 volt
Zn2+ (aq) + 2e → Zn(s) Eo =- 0,76 volt
Sn2+ (aq) + 2e → Sn(s) Eo =- 0,14 volt
Seng lebih mudah di oksidasi
daripada besi. Jika besi dilapisi dengan seng, besi tidak akan
berkarat walaupun lapisan seng tersebut
berlubang sekalipun. Besi lebih mudah dioksidasi
daripada timah. Jika besi dilapisi
dengan timah, besi tidak akan berkarat.
b.
Cara
proteksi katodik (katode pelindung)
Cara ini digunakan terutama untuk logam besi yang di tanam di dalam tanah. Prinsipnya adalah logam besi di hubungkan denga logam lain yang bertindak sebagai anode dan besi sebagai katode. Jadi, logam yang digunakan untuk melindungi besi harus yang lebih mudah teroksidasi daripada logam besi, yaitu memiliki potensial reduksi yang lebih negatif daripada besi. Umumnya digunakan logam Magnesium (Mg). Logam alkali tidak dapat di gunakan karena reaktif.Logam alumunium(Al) dan seng (Zn) tidak dapat digunakan karena oksida logam tersebut (Al2O3 atau ZnO) akan menghambat proses oksidasi berikutnya dengan cara menutupi permukaan logam. Pipa besi misalnya untuk air atau minyak yang ditanam di dalam tanah harus dilindungi. Untuk mencegah korosi pada pipa-pipa ini batang logam yang lebih aktif, seperti batang Magnesium (Mg) atau seng (Zn) ditanam di dekat pipa dan di hubungkan dengan kawat, batang magnesium akan mengalami oksidasi dan Mg yang rusak dapat diganti dalam jangka waktu tertentu sehingga dengan demikian pipa yang terbuat dari besi itu terlindung dari korosi. Korosi besi ini juga dapat dicegah dengan menghubungkan besi tersebut dengan kutub negatif sumber listrik.
Proteksi katodik juga merupakan teknik penanggulangan korosi komponen baja jembatan, khususnya pada bagian tiang pancang pipa baja yang berada dalam lingkungan air dan atau tanah karena pada bagian tersebut relatif sulit dilakukan teknik penanggulangan korosi dengan teknik yang lebih murah yaitu pengecatan.
Pada prinsipnya, korosi terjadi karena adanya aliran elektron dari bagian tiang pancang pipa baja (anoda) yang diikuti dengan perubahan logam menjadi ion logam (karat) ke bagian tiang pancang pipa baja lain yang karena kualitas baja atau kondisi lingkungannya menjadi katoda. Pada proteksi katodik, terjadinya kerusakan baja akibat aliran elektron dari anoda ke katoda ditanggulangi dengan memberikan pasokan elektron secukupnya pada seluruh struktur baja yang dilindungi atau dengan kata lain menjadikan seluruh struktur baja tersebut menjadi katoda yang kaya akan elektron. Dilihat dari cara memasok elektron, proteksi katodik terbagi dalam dua cara, yaitu:
a) Metoda arus terpasang (impressed current) yaitu pasokan elektron dilakukan dengan cara menghubungkan tiang pancang pipa baja dengan katoda pada suatu sumber listrik. Metoda ini menggunakan sumber arus searah dari luar, misalnya Transformer Rectifier, DC Generator, dan lain-lain. Arus listrik pada sistem ini dialirkan ke permukaan logam yang diproteksi melalui anoda pembantu, misalnya Anoda Graphite, Baja, Platina, dan Besi Tuang. Keuntungan besar dari metoda arus terpasang adalah bahwa sistem ini dapat menggunakan anoda inert atau anoda yang tahan karat seperti platina dan karbon.
b) Metoda anoda korban (sucricifial anoda) yaitu pasokan elektron dilakukan dengan cara menghubungkan tiang pancang pipa baja dengan logam lain sebagai anoda korban yang memiliki potensial lebih rendah. Pada cara ini terjadi aliran elektron dari logam dengan potensial yang lebih rendah ke tiang pancang pipa baja yang potensialnya lebih tinggi.
Dengan demikian maka tiang pancang pipa baja akan terlindung dari korosi namun sebagai konsekwensinya logam anoda dalam waktu tertentu akan rusak/habis dan selanjutnya dapat diganti atau diperbaharui. Mengganti anoda lebih ringan secara teknik maupun ekonomis dibanding mengganti tiang pancang pipa baja.
c. Perancangan
Dari segi korosi, perancangan dianggap berkaitan dengan perencanaan yang baik dan pembangunan proyek. Ia meliputi pemilihan material dan pemilihan cara pengendaliannya dalam batas perancangan keseluruhan. Perencanaan dan perancangan cara pengendalian korosi adalah merupakan pemecahan masalah yang baik terhadap persoalan-persoalan yang di hadapi.
d. Anoda karbon
Cara lain untuk mencegah korosi besi adalah dengan menggunakan anoda karbon. Dengan membandingkan potensial reduksi standar besi dan magnesium.
Fe2+ + 2e → Fe(s) Eo = -0,41 volt
Mg2+ + 2e → Mg(s) Eo =-2,39 volt
Terlihat bahwa Mg2+
lebih sulit direduksi dibandingkan dengan Fe2+ atau
sebaliknya, Mg(s) lebih mudah dioksidasi daripada Fe(s). Sepotong Mg yang
terhubung dengan besi akan lebih cenderung dioksidasi dibandingkan dengan besi,
dan sekali terpakai oleh oksidasi harus diganti. Metode ini biasanya digunakan
untuk melindungi lambung kapal, jembatan, dan pompa air besi dari korosi. Pelat
magnesium dihubungkan dengan interval yang teratur sepanjang potongan pipa yang
terkubur, dan ini jauh lebih mudah untuk menggantikannya secara periodik dari
pada mengganti keseluruhan pipa.
e. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
Dari
hasil pengamatan saat paku dimasukan
kedalam larutan air cuka, tidak terjadi korosi pada paku, Hal ini disebabkan
karena air cuka atau CH3COOH bersifat asam lemah, seharusnya korosi
akan terbentuk jika paku dimasukan kedalam asam kuat dengan air. Adapun
reaksinya :
CH3COOH
+ H2O CH3COO-
+ H3O+
sedangkan pada paku yang tidak tercelup dengan
larutan asam cuka terjadi korosi, karena oksigen dan juga H2O
beraksi dengan paku. Sehingga reaksi yang terjadi :
Fe
(s)
Fe2+(aq)
+ 2e Eo
= +0,44 V
O2(g)
+ 2H2O(l) +4e-
4OH-(aq)
Eo = +0,40 V
Reaksi sel : Fe
(s) + O2(g) + 2H2O(l)
Fe2+(aq)
+ 4OH-(aq) Eo
= 0,84 V
Ion
Fe+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi
:
4Fe
(s) + O2(g) + (4 + 2n)H2O
2Fe2O3.nH2O +
8H+(aq)
Mengingat bahwa sifat asam yaitu :
1.
Senyawa asam bersifat korosif.
2. Sebagian besar reaksi dengan logam menghasilkan H2.
3. Senyawa asam memiliki rasa asam.
4. Dapat mengubah warna zat yang dimiliki oleh zat lain (dapat dijadikan indikator asam atau basa).
5. Menghasilkan ion H+ dalam air.
2. Sebagian besar reaksi dengan logam menghasilkan H2.
3. Senyawa asam memiliki rasa asam.
4. Dapat mengubah warna zat yang dimiliki oleh zat lain (dapat dijadikan indikator asam atau basa).
5. Menghasilkan ion H+ dalam air.
Hal
ini juga berlaku terhadap pengamatan paku yang dimasukan kedalam air jeruk nipis
tidak terjadi korosi. Mengingat bahwa kandungan air jeruk nipis yaitu Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa
kiniia yang bemianfaat. Misalnya: limonen, linalin asetat, geranil asetat,
fellandren dan sitral. Di samping itu jeruk nipis mengandung asani sitrat. 100
gram buah jeruk nipis mengandung: - vitamin C 27 miligram, - kalsium 40
miligram, - fosfor 22 miligram, - hidrat arang 12,4 gram, - vitamin B 1 0,04
miligram, - zat besi 0,6 miligram, - lemak 0,1 gram, - kalori 37 gram, -
protein 0,8 gram dan - air 86 gram. Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa
kimia antara lain limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, sitral
dan asam sitrat.
Melihat
dari kandungannya, air jeruk nipis ini mengandung asam lemah, sehingga sama
seperti hasil pengamatan yang pertama bahwa tidak terjadi korosi pada paku yang
dimasukan kedalam air perasan jeruk nipis.
Selanjutnya
untuk percobaan saat paku dimasukan dengan minyak goreng tidak terjadi korosi
sama sekali. Karena minyak goreng memiliki sifat melapisi logam sehingga tidak
terjadi korosi. Oleh karena itu paku tidak dapat teroksidasi dengan oksigen
diudara.
Sedangkan
untuk larutan garam terjadi korosi karena senyawa NaCl mempunyai fungsi sebagai
jembatan garam, sehingga pergerakan elektron semakin tinggi dan cepat terjadi
korosi. Dimana disini jembatan garam berfungsi sebagi penghantar elektrolit.
Kesimpulan
Dari percobaan kali ini, dapat
disimpulkan bahwa :
Ø Korosi
adalah peristiwa perusakan logam oleh zat lain secara kimia, misalnya
pengkaratan besi. Ia merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam
yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen.
Ø Faktor-faktor yang memengaruhi
korosi adalah Jenis logam dan paduannya, perlakuan panas, Morfologi dan
homogenitas, Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan, komposisi kimia, konsentrasi,
temperature, kondisi biologis, Gas, cair atau padat.
Ø pada percobaan asam cuka dan jeruk nipis
tidak terjadi korosi, karena air jeruk dan asam cuka merupakan asam lemah.
Ø Pada percobaan minyak tidak terjadi
korosi, karena minyak memiliki sifat melapisi logam dari korosi.
Ø Pada percobaan paku dan larutan
garam, terjadi korosi. Hal ini dikarenakan adanya jembatan garam berfungi
sebagai penghantar elektrolit.
Ø Percobaan ini merupakan aplikasi
dari teori kelas XII semester 1 tentang reaksi redoks dan elektro kimia.
GlOSARIUM
§ Jembatan garam : Pipa yang berisi
garam yang menghubungkan ruang anoda dan ruang katoda.
§ Korosi adalah peristiwa rusaknya
logam akibat peristiwa elektrokimia (oksidasi oleh oksigen diudara).
§ Reaksi oksidasi adalah reaksi yang
melibatkan terjadinya kenaikan bilangan oksidasi atau reaksi yang melibatkan
pelepasan elektron oleh suatu zat.
§ Reaksi reduksi adalah reaksi yang
melibatkan terjadinya penurunan bilangan oksidasi atau reaksi yang melibatkan
pelepasan elektron oleh suatu zat.
nc
BalasHapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Anti karat
Proses pencegahan korosi pada paku dan logam lainnya dapat dilakukan seperti pada baja dilapisi seng
BalasHapus