LAPORAN
PENELITIAN
“KERIPIK
KELAKAI”
Dosen:
Prof.Dr.Suandi Sidauruk, M.Pd
IRMA AYUVIRTAYANTI
ACC 111 0063
KARTI ENDAH UTAMI ACC
111 0002
NELA LESTARI ACC 111
0020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2013
I.
TOPIK
PERCOBAAN : KERIPIK KELAKAI
II.
TUJUAN
PERCOBAAN : 1. Menemukan bahan lokal
yang bisa
dalam kehidupan
2. Membuat Keripik Kelakai tanpa
menggunakan zat adiktif
3. Mencari kandungan nilai gizi dari kelakai
III.
DASAR TEORI :
Kelakai
merupakan tanaman jenis paku-pakuan yang biasa ditemukan di daerah rawa. Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat
bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan gemmae dan reproduksi seksual
dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina. Dalam siklus
hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri. Fase
sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada
fase gametofitnya. Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya
fotoautotrof.
Adapun
kalsifikasi kelakai
Kelakai (Stenochlaena
palustris)
· Kingdom/kerajaan: Plantae (tumbuhan)
· Division/divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
· Class/kelas: Pteridopsida/Polypodiopsida
· Order/golongan: Blechnales
· Family/keluarga: Blechnaceae
· Genus/marga: Stenochlaena
· Species/jenis: Stenochlaena palustris J.Sm
Kelakai--nama
lokal di Kalimantan Tengah--merupakan tumbuhan paku yang tumbuh di hutan hujan
tropis. Tumbuhan yang termasuk paku-pakuan ini tumbuh liar dengan koloni yang
besar di pulau Kalimantan. Warna daun muda biasanya putih kekuningan hingga
merah tua dengan sedikit kandungan lendir. Dengan kemampuan adaptasinya,
kelakai dapat hidup di tanah gambut yang kandungan asamnya tinggi. Selain itu,
kelakai dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau dengan kadar air yang
sangat minim sekalipun. Kelakai dapat tumbuh di atas tanah, merambat di
pepohonan, dan di pinggiran sungai, danau, atau selokan. Tumbuhan ini memiliki
kemampuan otofotosintesis.
Pakis terkadang disama artikan dengan kelakai. Padahal, kelakai hanya salah satu jenis dari pakis. Pakis merupakan nama jamak dari paku. Tumbuhan paku yang belum diidentifikasi untuk sementara disebut sebagai pakis. Salah satu pakis yang terkenal adalah kelakai dan bajei.
Pakis terkadang disama artikan dengan kelakai. Padahal, kelakai hanya salah satu jenis dari pakis. Pakis merupakan nama jamak dari paku. Tumbuhan paku yang belum diidentifikasi untuk sementara disebut sebagai pakis. Salah satu pakis yang terkenal adalah kelakai dan bajei.
Epidermis tumbuhan paku mempunyai
lapisan kutikula. Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah
memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi
mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan
floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan. Memiliki trakeida dan berkayunya dinding-dinding trakeida, menambah
kekuatan untuk mendukung tunas-tunas, sehingga tumbuhan paku berlainan dengan
lumut (Tjitrosoepomo, 2009).
Kelakai
merupakan paku tanah, yang memiliki panjang 5-10 m dengan akar rimpang yang
memanjat tinggi, kuat, pipih, persegi, telanjang atau bersisik kerapkali dengan
tubas yang merayap, tumbuhnya secara perlahan atau epifit dengan akar utama
berada di tanah. Daun kelakai menyirip tunggal, dan dimorph. Tangkai daun
tumbuhan kelakai berukuran 10-20 cm, yang cukup kuat. Daunnya steril, 30-200 x
20-50 cm, kuat, mengkilat, gundul, yang muda kerap kali berwarna keungu-unguan;
anak daunnya banyak, bertangkai pendek, berbentuk lanset, dengan lebar
1,5-4 cm, meruncing denan kaki lacip baji atau membulat, kedua sisi tidak sama,
diatas kaki begerigi tajam dan halus, yrat daun berjarak lebar, anak daun
fertil lebarnya 2-5 mm (Hessler et al., 2000).
(Sutomo dkk, 2010)
Kandungan
metabolit sekunder tanaman kelakai yakni hasil pengukuran sampel daun dan
batang yaitu untuk kadar air 8,56% dan 7,28%, kadar abu 10,37% dan 9,19%, kadar
serat kasar 1,93% dan 3,19%, kadar protein 11,48% dan 1,89%, kadar lemak 2,63%
dan 1,37%. Hasil analisis mineral Ca lebih tinggi di daun dibandingkan batang
yaitu 182,07 mg per 100 g, demikian pula dengan Fe tertinggi 291,32 mg per100
g. Hasil analisis vitamin C tertinggi terdapat di batang 264 mg per 10 g dan
vitamin A tertinggi terdapat di daun 26976,29 ppm. Kandungan fitokimia
flavonoid, alkaloid dan steroid tertinggi terdapat pada batang ,sebesar 3,010%,
3,817% dan 2,583%. Senyawa bioaktif yang paling dominan adalah alkaloid.
Berdasarkan hasil analisis, Kalakai dapat dijadikan pangan fungsional (Maulidya
dkk., 2006).
Kelakai hidup di daerah tanah gambut, air tawar
dan hutan belukar. Tanaman tersebut banyak dijumpai di Kecamatan Gambut
Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki struktur tanah
gambut. Habitat tanaman kelakai ini memang di daerah yang basah dan tergenang
(Sutomo dkk, 2010). Tanaman cukup mudah berkembang dan bila dibiarkan akan
menutupi area yang cukup luas.
Cara penyebaran kelakai dengan tunas dan sulur serta spora.
Cara penyebaran kelakai dengan tunas dan sulur serta spora.
Tanaman ini
memiliki banyak khasiat, seperti antidiare. Selain itu, juga dipercayai oleh
masyarakat Dayak sebagai obat penambah darah serta obat awet muda. Tidak lupa
juga, pucuk muda kelakai ini adalah bahan masakan yang cukup lezat. Menariknya,
tumbuhan yang kerap dijadikan sayur itu memiliki manfaat unik. Kalakai ternyata
dapat menunda proses penuaan manusia. Berdasarkan studi empirik, diketahui
bahwa kalakai dipergunakan oleh masyarakat suku Dayak Kenyah untuk mengobati
anemia, pereda demam, mengobati sakit kulit, serta sebagai obat awet muda
(Sutomo dkk., 2010).
Dalam
kehidupan sehari-hari, tumbuhan paku juga berperan dalam kehidupan, antara
lain:
a. Sebagai tanaman hias,.
b. Sebagai tanaman obat,
c. Sebagai bingkai dalam karangan bunga.
d. Sebagai pupuk hijau.
e. Sebagai sayuran,
Ada
pun beberapa contoh tanaman kelakai yaitu :
Mengingat
banyaknya manfaat yang bisa didapat dari Kelakai, serta kandungan yang baik maka disini peniliti mencobaa untuk
memperkenalkan salah satu alternative dalam penggunanan kelakai yaitu bisa
diolah menjadi camilan ringan seperti keripik kelakai.
IV
: ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
No
|
Nama
Alat
|
Jumlah
|
1
|
Baskom
|
2 buah
|
2
|
Pengaduk
|
2 buah
|
3
|
Wajan
|
1 buah
|
4
|
Cobek
|
1 buah
|
5
|
Kompor
|
1 buah
|
B. BAHAN
No
|
Nama
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Kelakai
|
1 ikat
|
2
|
Tepung beras
|
Secukupnya
|
3
|
Bawang putih, garam, ketumbar
|
Secukupnya
|
4
|
Minyak Goreng
|
Secukupnya
|
V.
PROSEDUR KERJA
1. Mencuci bersih kelakai kemudian
meniriskan dan meletakan pada baskom.
2. Menghaluskan bumbu-bumbu seperti bawang
putih, ketumbar, garam dengan menggunakan
Cobek.
3. Mencampurkan bumbu-bumbu tadi kedalam baskom
yang telah berisi tepung beras dan
mengaduk sampai rata. Jangan lupa
tambahkan air secukupnya.
4. Kemudian segera
memasukan kelakai tadi kedalam adonan yang telah dibuat.
5. Setelah itu
menggoreng kelakai yang telah dicampurkan kedalam adonan.
Sebaiknya dalam menggoreng kelakai,
hendaknya kelakai digoreng satu persatu agar tidak
Terjadi penggumpalan dalam proses
penggorengan.
6. Setelah matang keripik kelakai siap
disajikan.
VI. KESIMPULAN DAN
SARAN
a. KESIMPULAN
Dari
kegiatan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya banyak sekali bahan
local yang bisa diaplikasikan ke kehidupan kita. Akan tetapi kurangnya ilmu
pengetahuan, referensi serta literature-literatur dalam hal tersebut menjadi
kendala yang sangat besar.
Dalam
penilitian ini peneliti menggunakan kelakai sebagai alternative camilan
keluarga, mengingat bahwa kelakai banyak sekali terdapat di dalam lingkungan
peneliti, selain kandungan gizi yang baik didalamnya juga terdapat vitamin c,
vitamin A serta Kandungan fitokimia flavonoid, alkaloid dan steroid
yang tentunya sangat baik bagi tubuh kita.
Selain
itu juga dalam pembuatan keripik kelakai ini, peneliti tidak menggunakan MSG,
namun menambahkan bumbu-bumbu dapur untuk meningkatkan cita rasa dari kelakai
tersebut.
b. SARAN
Diharapkan
dengan adanya penelitian ini, warga masyarakat yang tinggal didaerah
Kalimantan, khususnya Kalimantan tengah dapat mencoba inovasi terbaru dalam
pemanfaatan kelakai yang tidak hanyak dimasak sebagi sayur namun juga bisa
dimanfaatkan sebagi alternative camilan keluarga.
Assalamu'alaikum,, ka.. saya Mauli dari universitas Islam Sultan Agung,, saya minta izin untuk mengambil beberapa materi yang ada di tulisan kaka ini yaa, untuk tugas kampus.. mohon izin ya ka :)
BalasHapusmaaf kalo buat daftar pustakanya mana
BalasHapus