BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Makanan, tentunya setiap orang yang
mendengarnya pun akan tergugah untuk mencobanya apalagi jika penampilan serta
warnanya yang menarik. Warna penting bagi banyak makanan, baik bagi makanan
yang diproses maupun tidak. Warna memegang peran penting dalam keterterimaan
makanan. Selain itu, warna dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia
dalam makanan, seperti pencoklatan dan pengkaramelan. Penambahan zat pewarna
pada makanan bertujuan agar makanan lebih menarik. Zat pewarna sendiri secara
luas digunakan di seluruh dunia.
Di Indonesia,
sejak dahulu orang banyak menggunakan pewarna makanan tradisional yang berasal
dari bahan alami, misalnya kunyit untuk warna kuning, daun suji untuk warna
hijau dan daun jambu untuk warna merah.Penggunaan zat pewarna untuk
makanan (baik yang diizinkan maupun dilarang) diatur dalam SK Menteri Kesehatan
RI No. 235/MenKes/Per/VI/79 dan direvisi melalui SK Menteri Kesehatan RI No.
722/MenKes/Per/VI/88 mengenai bahan tambahan makanan. Zat pewarna makanan alami sejak
dulu telah dikenal dalam industri makanan untuk meningkatkan daya tarik produk
makanan tersebut, sehingga konsumen tergugah untuk membelinya. Pada umumnya
pewarna alami aman dikonsumsi namun mempunyai kelemahan, yakni ketersediaannya
terbatas dan warnanya tidak homogen sehingga tidak cocok digunakan untuk
industri makanan dan minuman.
Penggunaan bahan
alami untuk produk massal akan meningkatkan biaya produksi menjadi lebih mahal
dan lebih sulit karena sifat pewarna alami tidak homogen sehingga sulit
menghasilkan warna yang stabil.
Kemajuan
teknologi pangan memungkinkan zat
pewarna dibuat secara sintetis. Dalam jumlah yang sedikit, suatu zat kimia bisa
memberi warna yang stabil pada produk pangan. Dengan demikian produsen bisa
menggunakan lebih banyak pilihan warna untuk menarik perhatian konsumen. Namun
biasanya para produsen lebih memilih
untuk menggunakan bahan pewarna sintetis
yang bisa menguntungkan untuk produksi makanannya tanpa memperhatikan bahaya
yang ditimbulkan bagi konsumen jika menggunakan bahan pewarna sintetis. Mungkin bahaya yang
ditimbulkan tidak terasa dalam jangka pendek, tapi jika dikonsumsi
terus-menerus maka efeknya pun akan terasa dalam jangka panjang.
Kenyataannya,
kita sebagai konsumen akan sulit membedakan makanan yang mengandung pewarna
alami ataupun pewarna sintetis.
Sehingga diperlukan adanya perhatian lebih mengenai hal tersebut. Bagaimana
cara membedakannya, bahayanya serta cara penggunaan yang tepat dalam makanan.
Untuk itulah didalam makalah tersebut dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan zat pewarna makanan baik alami ataupun sintetis.
1.2
TUJUAN PENULISAN
·
Untuk menambah pengetahuan tentang zat pewarna pada
makanan
·
Untuk mengetahui cara identifikasi zat pewarna pada
bahan makanan
·
Untuk mengetahui bahaya zat pewarna pada makanan
·
Untuk mengetahui kadar takaran penggunaan zat pewarna pada makanan
1.3
BATASAN MASALAH
Makalah ini hanya membahas tentang zat pewarna alami dan zat
pewarna buatan pada makanan.
1.4
MANFAAT TULISAN
·
Sebagai gambaran dampak zat pewarna pada makanan
·
Sebagai bahan acuan penanganan penyalahgunaan zat
pewarna
1.5
RUMUSAN MASALAH
·
Apa yang dimaksud dengan zat pewarna ?
·
Apa saja manfaat dari zat pewarna ?
·
Apa saja jenis-jenis dari zat pewarna ?
·
Apa saja kandungan dari zat pewarna ?
·
Apa-apa saja bahaya dari zat pewarna ?
·
Bagaimana cara penggunaan zat pewarna secara tepat ?
1.6
Metode
Makalah ini di susun dengan
menggunakan metode studi pustaka dan juga pencarian data menggunakan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
PENGERTIAN ZAT PEWARNA
Zat pewarana makanan adalah zat yang
sering digunakan untuk memberikan efek warna pada makanan sehingga makanan
terlihat lebih menarik sehingga
menimbulkan selera orang untuk
mencicipinya. Menurut Winarno (1995), yang dimaksud
dengan zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki warna
makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk
memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik.
Menurut PERMENKES RI No.722/Menkes/Per/IX/1988, zat pewarna adalah bahan
tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau member warna pada makanan. Warna pada makanan merupakan
indikator kesegaran atau kematangan. Zat pewarna makanan dapat diperoleh dari
bahan alam atau dari bahan buatan.
Penampilan makanan, termasuk
warnanya, sangat berpengaruh untuk menggugah selera. Penambahan zat pewarna
pada makanan bertujuan agar makanan lebih menarik. Zat pewarna sendiri secara
luas digunakan di seluruh dunia. Di Indonesia, sejak dahulu orang banyak
menggunakan pewarna makanan tradisional yang berasal dari bahan alami, misalnya
kunyit untuk warna kuning, daun suji untuk warna hijau dan daun jambu untuk
warna merah. Pewarna alami ini aman dikonsumsi namun mempunyai kelemahan, yakni
ketersediaannya terbatas dan warnanya tidak homogen sehingga tidak cocok
digunakan untuk industri makanan dan minuman. Penggunaan bahan alami untuk
produk massal akan meningkatkan biaya produksi menjadi lebih mahal dan lebih
sulit karena sifat pewarna alami tidak homogen sehingga sulit menghasilkan
warna yang stabil. Kemajuan teknologi pangan pangan memungkinkan zat pewarna
dibuat secara sintetis. Dalam jumlah yang sedikit, suatu zat kimia bisa memberi
warna yang stabil pada produk pangan. Dengan demikian produsen bisa menggunakan
lebih banyak pilihan warna untuk menarik perhatian konsumen.
1.2
MANFAAT ZAT PEWARNA
Berikut ini beberapa alasan utama menambahkan zat pewarna pada makanan
(Syah et al. 2005) :
1. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
2. Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas
produk pangan.
3. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki
variasi alami warna. Dalam hal ini penambahan warna bertujuan untuk untuk
menutupi kualitas yang rendah dari suatu produk sebenarnya tidak dapat diterima
apalagi bila menggunakan zat pewarna yang berbahaya.
4. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan
cahaya, udara atau temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama
penyimpanan.
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan
terpengaruh sinar matahari selama produk disimpan
1.3
JENIS-JENIS ZAT PEWARNA
A.
PEWARNA ALAMI
Pewarna alami
makanan adalah zat pewarna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,hewan,
atau dari sumber-sumber mineral. Biasanya zat pewarna ini telah digunakan sejak
dulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada zat pewarna sintesis, seperti
kunyit sebagai pewarna kuning alami bagi berbagai jenis makanan.
a)
Kandungan
Pewarna Alami
Beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai
makanan dikutip “dari buku membuat pewarna alami karya Nur Hidayat dan Elfi
Anis Saati terbitan Trubus Agrisarana 2006”.
v Karoten, menghasilkan warna jingga sampai
merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti
minyak goreng dan margarin.Dapat diperoleh dari wortel dan pepaya.
v Biksin, memberikan warna kuning
seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon bixa orelana yang terdapat di
daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak
jagung, dan salad dressing.
v Karamel , berwarna coklat gelap dan
merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan) karbohidrat, gula pasir, dan
laktosa serta sirup malt. Karamel terdiri atas tiga jenis, yaitu karamel tahan
asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat, karamel cair untuk roti
dan biskuit, serta karamel kering.Gula kelapa yang selain berfungsi sebagai
pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada minuman es kelapa atau pun
es cendol.
v Klorofil, menghasilkan warna hijau
diperoleh dari daun banyak digunakan untuk makanan. Saat ini mulai digunakan
pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan
(misal daun suji,pandan,dan katuk).
v Antosianin, penyebab warna
orange,ung,merah, dan biru. Banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan, seperti
bunga mawar,pacar air, kembang sepatu,aster cina, buah apel, chery, anggur,
strawberry, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Biasanya pigmen
antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman,
sari buah, dan jus.
b)
Kelebihan
dan kekurangan pewarna alami
Ø Kelebihan
·
Aman dikonsumsi.
·
Warna lebih
menarik.
·
Terdapat zat
gizi.
·
Mudah didapat
dari alam.
Ø Kekurangan
·
Seringkali
memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan.
·
Tidak stabil pada
saat proses pemasakan.
·
Konsentrasi
pigmen rendah.
·
Stabilitas pigmen
rendah.
·
Keseragaman warna
kurang baik.
·
Spektrum warna
tidak seluas seperti pada pewarna sintetis.
·
Susah dalam
penggunaannya.
·
Pilihan warna
sedikit atau terbatas.
·
Kurang tahan
lama.
Macam – macam
bahan yang menghasilkan warna alami adalah sebagai berikut:
1.
Daun Suji
Daun suji bisa dipakai untuk
warna hijau. Biasanya daun suji dicampur dengan daun pandan, sehingga juga
memberikan aroma harum pada makanan , kue atau minuman Anda. Cara membuatnya,
iris halus daun suji dan daun pandan, haluskan dengan cara ditumbuk atau
diblender, kemudian saring dan peras, tambahkan air kapur sirih sebagai
pengawet, masukkan ke dalam botol tertutup dan simpan di lemari es.
2.
Kayu Secang
Manfaatkan batang kayu secang
untuk memberi warna merah pada makanan. Cara membuatnya, batang secang yang
masih basah serut kemudian keringkan. Serutan batang secang yang telah kering
rebus dengan air kemudian saring, campurkan ke dalam adonan atau bahan yang
akan diwarnai. Kayu secang bisa diperoleh di toko yang menjual jamu
tradisional.
3.
Angkak
Angkak bisa menggantikan warna
merah sintetis. Contoh penggunaan angkak untuk pewarna makanan atau minuman
diantaranya adalah anggur, keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman
beralkohol, aneka macam kue, dan produk olahan daging seperti sosis.Cara
menggunakannya adalah diseduh dengan air panas, air seduhan pertama lebih baik
dibuang karena rasanya pahit. Setelah seduhan ketiga baru saring lalu haluskan.
4.
Bunga Telang
Bunga telang berwarna biru
keunguan bisa digunakan sebagai warna alami biru pada makanan. Cara
menggunakannya, cuci bersih bunga telang, remas-remas atau tumbuk dengan
sedikit air matang, kemudian saring. Atau, rebus bunga telang hingga bunga layu
dan airnya berwarna biru, kemudian saring dan ambil airnya. Jika ingin
menyimpan untuk waktu yang lama,bunga telang keringkan dengan dijemur di bawah
sinar matahari, kemudian masukkan ke dalam kemasan kering dan tertutup.
5.
Kunyit
Untuk mendapatkan warna kuning
dari kunyit, parut kunyit hingga halus,kemudian peras atau campurkan langsung
ke makanan.
6.
Kluwek, Abu Merang, tinta cumi,
dan daun pisang kering
Kluwek, abu merang dan tinta
cumi serta daun pisang yang sudah kering dapat digunakan sebagai pewarna hitam
alami untuk makanan. Misalnya untuk membuat kue yang berwarna hitam,bisa
menggunakan abu merang dengan cara abu merang dibakar kemudian diayak, atau
kluwak yang berkualitas baik dipecahkan, kemudian ambil daging buahnya,
kemudian haluskan dan dicampur dengan bumbu lainnya. Bisa juga dengan tinta
cumi yang dilarutkan dengan air.
7.
Rosella
Dari buah rosella yang bisa
dipakai kulitnya setelah dihancurkan kemudian disaring, diuapkan, dikeringkan,
dan akhirnya terbentuk pigmen berwarna merah.
8.
Daun Pandan
Daun pandan bisa menghasilkan
warna hijau pada makanan, cara pembuatannya daun pandan cukup diblender sampai
hancur lalu disaring atau diremas dengan air secukupnya.
9.
Buah Stoberi
Stoberi dapat menghasilkan
warna merah pada makanan, cara pembuatannya stoberi cukup diblender
sampai hancur lalu disaring atau diremas dengan air secukupnya.
10.
Buah Tomat
Tomat dapat menghasilkan warna
orange pada makanan, cara pembuatannya tomat yang sudak matang cukup
diblender sampai hancur lalu disaring atau diremas dengan air secukupnya.
11.
Anggur
Untuk mendapatkan warna ungu,
dapat dibuat dari kulit buah anggur yang dihaluskan, dan diperas airnya.
12.
Wortel
Untuk mendapatkan warna orange
dapat menggunakan sari wortel. Wortel diparut kemudian diperas airnya.
Ciri-ciri pewarna
alami yang terdapat pada makanan
1.
Warna
agak suram,
2.
Mudah
larut dalam air,
3.
Membutuhkan
bahan pewarna lebih banyak (kurang mampu mewarnai dengan baik),
4.
Membutuhkan
waktu lama untuk meresap kedalam produk.
B.
PEWARNA BUATAN
Pewarna buatan adalah
pewarna yang dihasilkan dari proses sintesis melalui rekayasa kimiawi. Pewarna
buatan terbuat dari bahan kimia seperti tartazin untuk warna kuning, bliliant
blue untuk warna biru, alurared untuk warna merah. Adapun kelebihan dari bahan
pewarna buatan antara lain :
·
`Aman di konsumsi (dalam takaran tertentu)
·
Warna yang dihasilkan baik/terang.
Beberapa contoh zat warna
buatan antara lain amaranth (merah), violet g.b (ungu), tarerozin (kuning),
fast green FCF (hijau), dan brilliant blue FCF (biru). Penggunaan zat warna
sintesis harus diatur untuk menjaga kesehatan konsumen serta untuk menghindari
timbulnya penyalahgunaan karena ketidaktahuan atau disengaja untuk menekan biaya
produksi.
Pewarna
buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang
mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami
melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
Warna kuning
: tartrazin, sunset yellow
Warna
merah : allura, eritrosin, amaranth.
Warna
biru : biru berlian
a)
Pengertian Pewarna Sintetis
Pewarna sintetis adalah zat warna yang mengandung
bahan kimia yang biasanya digunakan didalam makanan untuk mewarnai makanan.Pewarna
sintetis ini mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu
mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, dan
biasanya lebih murah.
b)
Jenis-jenis Pewarna Sintetis
·
Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain
berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak , pada sekitar 1-10 dari 10.000
orang, Tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam
kulit). Rhinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam). Intoleransi ini
lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitive terhadap aspirin.
Pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan
kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok
kecil individu, konsumsi pewarna adiktif ini dapat menimbulkan urtikaria,
rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual dan muntah.
Pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai,
kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada
anak, pewarna ini dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa Negara.
·
Allura Red (E129)
Pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan
minuman. Pewarna ini sudah banyak dilarang di banyak Negara.
·
Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan
minuman energy. Zat ini sudah dilarang di banyak Negara karena dianggap
maningkatkan resiko hiperaktivitas dan serangan asma.
·
Metanil Yellow
Pewarna makanan ini juga merupakan salah satu zat pewarna yang tidak
diizinkan untuk ditambahkan ke dalam bahan makanan. Metanil Yellow
digunakan sebagai pewarna untuk produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu, dan
cat lukis.
Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna alami adalah dapat menghasilkan warna
yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang digunakan hanya sedikit.
Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah
mengalami proses pengolahan dan pemanasan, sedangkan pewarna alami mudah
mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Misalnya
kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar
ketika mengalami proses penggorengan.
C.
PERBEDAAN PEWARNA ALAMI DAN PEWARNA BUATAN
Tabel perbedaan antara zat pewarna
sintetis dan alami
Pembeda
|
Zat
pewarna Sintetis
|
Zat
pewarna alami
|
Warna
yang dihasilkan
|
Lebih
cerah
Lebih homogeny
|
Lebih
pudar
Tidak homogeny
|
Variasi
warna
|
Banyak
|
Sedikit
|
Harga
|
Lebih
murah
|
Lebih
mahal
|
Ketersediaan
|
Tidak
terbatas
|
Terbatas
|
Kestabilan
|
Stabil
|
Kurang
stabil
|
Cara membedakan pewarna alami dan
pewarna Non Food Colour
Ciri-ciri visual yang dapat digunakan sebagai patokan
dalam memilih makanan di pasaran, adalah sebagai berikut :
Pewarna Alami :
1.
Warna
agak suram
2.
Mudah
larut dalam air
3.
Membutuhkan
bahan pewarna lebih banyak (kurang mampu mewarnai dengan baik)
4.
Membutuhkan
waktu lama untuk meresap kedalam produk
Pewarna Non Food Colour :
1.
Warna
cerah sekali
2.
Tidak
mudah larut dalam air
3.
Membutuhkan
bahan pewarna lebih sedikit, karena dalam konsentrasi rendah sudah mampu
mewarnai dengan baik.
4.
Cepat
meresap ke dalam produk
Makanan yang diwarnai dengan
pewarna ” Non Food Colour” akan cerah sekali, karena pewarna cepat meresap
kedalam produk. Biasanya tempat atau bejananya juga akan berwarna, sukar sekali
dihilangkan meskipun telah dicuci. Begitupun bila kita pegang, maka bekas
pewarna akan tetap menempel.
1.4
BAHAYA ZAT PEWARNA
Proses pembuatan zat pewarna
sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang
sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat
racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus
melalui suatu senyawa antara yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali
tertinggal dalam hasil akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang
berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan
arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan timbal tidak boleh lebih dari
0,001 persen, sedangkan logam berat lainnnya tidak boleh ada.
Kelarutan pewarna sintetik ada
dua macam yaitu dyes dan lakes. Dyes adalah zat warna yang larut air dan
diperjual belikan dalam bentuk granula, cairan, campuran warna
dan pasta. Digunakan untuk mewarnai minuman berkarbonat,
minuman ringan, roti, kue-kue produk susu, pembungkus sosis, dan lain-lain.
Lakes adalah pigmen yang dibuat melalui pengendapan dari penyerapan dye pada
bahan dasar, biasa digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake
dan donat.
Rhodamin B. Rhodamin B adalah
salah satu pewarna sintetik yang tidak boleh dipergunaan untuk makanan, selain
itu pewarna lainnya yang dilarang adalah Metanil Yellow Rhodamin B memiliki
rumus molekul C28H31N2O3Cl, dengan berat molekul sebesar 479.000. Rhodamin B
berbentuk kristal hijau atau serbuk-unggu kemerah-merahan, sangat mudah larut
dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berflourensi
kuat. Selain mudah larut dalam air juga larut dalam alkohol, HCl dan NaOH.
Rhodamin B ini biasanya dipakai dalam pewarnaan kertas, di dalam laboratorium
digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th.
Rhodamin B sampai sekarang masih banyak digunakan untuk mewarnai berbagai jenis
makanan dan minuman (terutama untuk golongan ekonomi lemah), seperti kue-kue
basah, saus, sirup, kerupuk dan tahu (khususnya Metanil Yellow), dan lain-lain.
Menurut Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Barat, ciri-ciri makanan yang diberi Rhodamin B adalah warna
makanan merah terang mencolok. Biasanya makanan yang diberi pewarna untuk
makanan warnanya tidak begitu merah terang mencolok. Tanda-tanda dan gejala
akut bila terpapar Rhodamin B :
v Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada
saluran pernafasan.
v Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada
kulit.
v Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada
mata, mata kemerahan, udem pada kelopak mata.
v Jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan
dan air seni berwarna merah atau merah muda.
Metanil Yellow juga merupakan
salah satu zat pewama yang tidak diizinkan untuk ditambahkan ke dalam bahan
makanan. Metanil Yellow digunakan sebagai pewama untuk produk-produk tekstil
(pakaian), cat kayu, dan cat lukis. Metanil juga biasa dijadikan indikator
reaksi netralisasi asam basa.
1.5
PENGGUNAAN ZAT PEWARNA SECARA TEPAT
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No.
722/MenKes/Per/VI/88 mengenai bahan tambahan makanan, zat pewarna makanan yang
diperbolehkan adalah serta batas maksimum penggunaan, seperti disajikan dalam
tabel berikut.
BAB
III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Ø Zat pewarna makanan adalah
zat yang sering digunakan untuk memberikan efek warna pada makanan sehingga
makanan terlihat lebih menarik sehingga
menimbulkan selera orang untuk
mencicipinya.
Zat pewarna bermanfaat
:Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen. Menyeragamkan
warna makanan dan membuat identitas produk pangan. Untuk menstabilkan warna
atau untuk memperbaiki variasi alami warna. menutupi perubahan warna akibat
paparan cahaya, udara atau temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahn dan
selama penyimpanan dan Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar
matahari selama produk disimpan.
Ø Zat pewarna dapat dibedakan menjadi dua yaitu zat pewarna alami dan zat
pewarna buatan . zat pewarna alami Pewarna alami makanan adalah zat pewarna
alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,hewan, atau dari sumber-sumber
mineral. Kandungan zat pewarna alami misalnya Karoten, menghasilkan warna
jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai produk-produk minyak dan
lemak seperti minyak goreng dan margarin.Dapat diperoleh dari wortel dan
pepaya. Zat pewarna alami memiliki kekurangan dan kelebihan antara lain :
Kelebihan Aman
dikonsumsi,Warna lebih menarik. Terdapat
zat gizi,Mudah didapat dari alam. Kekuranganya adalah Seringkali memberikan
rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan, Tidak stabil pada saat proses pemasakan, Konsentrasi pigmen rendah, Stabilitas pigmen rendah, Keseragaman warna kurang baik, Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna
sintetis, Susah dalam
penggunaannya, Pilihan warna
sedikit atau terbatas, Kurang
tahan lama. Contoh tumbuhan yang bisa menghasilkan pewarna alami : daun suji
(hijau), kunyit (kuning ), wortel (orange) dan sebagainya. Ciri cirri zat
pewarna alami antara lain Warna agak suramMudah larut dalam air
Membutuhkan bahan pewarna lebih banyak (kurang mampu mewarnai dengan baik)
Membutuhkan waktu lama untuk meresap kedalam produk. Sedangkan zat pewarna buatan (sintesis ) adalah pewarna yang dihasilkan dari proses sintesis melalui rekayasa
kimiawi. Beberapa
contoh zat warna buatan antara lain amaranth (merah), violet g.b (ungu),
tarerozin (kuning), fast green FCF (hijau), dan brilliant blue FCF (biru).
Penggunaan zat warna sintesis harus diatur untuk menjaga kesehatan konsumen
serta untuk menghindari timbulnya penyalahgunaan karena ketidaktahuan atau
disengaja untuk menekan biaya produksi.
Ø Pewarna buatan/sintetis adalah pewarna yang biasanya di buat di pabrik-pabrik dan berasal dari suatu zat kimia. Pewarna ini digolongkan kepada zat berbahaya apabila dicampurkan kedalam makanan. Pewarna sintetis/buatan dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama pada fungsi hati dalam tubuh kita. Contoh-contoh zat pewarna sintetis yang digunakan antara lain indigoten, allura red, fast green, tartrazine.
Ø Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna
alami adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah
pewarna yang digunakan hanya sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan
akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan,
sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat
diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka
warna tersebut akan segera pudar ketika mengalami proses penggorengan.
Ø
Bahaya
penggunaan pewarna makanan buatan
Dibawah ini disajikan
beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh beberapa zat pewarna buatan/sintetik yang
sering digunakan.
Misalnya Rhodamin B adalah salah satu pewarna
sintetik yang tidak boleh dipergunakan untuk makanan,
Tanda-tanda dan gejala akut yang ditimbulkan bila
terpapar Rhodamin B
1. Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada
saluran pernapasan.
2. Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada
kulit.
3. Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada
mata, mata kemerahan, udem pada kelopak mata.
4. Jika tertelan dapat menimbulkan gejala kecarunan
dan air seni berwarna merah atau merah muda.
B. SARAN
Kami
meberikan saran yaitu tips memilih dan membeli produk pangan
·
Kode registrasi produk yang
telah teregistrasi biasanya telah dikaji keamanannya.
·
Ingredient atau bahan-bahan yang terkandung dalam
produk pangan, Sebaiknya hindari membeli produk yang tidak mencantumkan
informasi bahan kandungannya.
·
Petunjuk aturan pakai, Informasi ini untuk memudahkan
Anda dalam mengonsumsi produk pangan.
·
Informasi efek samping, Ini salah satu faktor penting
yang perlu diketahui sebelum membeli dan mengonsumsi produk pangan khususnya
yanq berisiko pada orang-orang tertentu.
·
Expired date atau kedaluwarsa produk, Pastikan produk
pangan yang dibeli masih belum kedaluwarsa agar tetap terjamin keamanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Bahan Aktif Makanan Dan
Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia.http://www.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2010.
Azwar, A.
1995. Pengantar Ilmu
Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
Baliwati,
dkk. 2004. Pengantar Pangan
dan Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Cahyadi,W.
2006. Analisis dan Aspek
Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara, Jakarta.
Dirjen
Pengawasan Obat dan Makanan. Keputusan
Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Tentang Tanda Khusus Pewarna
Makanan.http://www.pom.go.id. Diakses pada tanggal 26 Desember
2010.
Hardiansyah,dkk.
2001. Pengendalian Mutu dan
Keamanan Pangan. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Moehji, S.
1992. Penyelenggaraan Makanan
Institusi dan Jasa Boga. Bhratara, Jakarta.
Novia,
DRM. 2010. Mewaspadai Pewarna
Makanan. http://www.mirror.unpad.ac.id. Diakses pada tanggal 26 Desember
2010.
Purba, ER.
2009. Analisis Zat Pewarna
Pada Minuman Sirup yang Dijual di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III
Kecamatan Lubuk Pakam.http://www.repository.usu.ac.id. Diakses
pada tanggal 26 Desember 2010.
Puspitasari,
L. 2001. Analisis Bahaya dan
Pencegahan Keracunan Pangan. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Seto, S.
2001. Pangan dan Gizi; Ilmu,
Teknologi, Industri Dan Perdagangan. Institusi Pertanian Bogor, Bandung.
Sihombing,
VM. 2008. Analisa Zat Pewarna
Kuning Pada Tahu tang dijual di Pasar-pasar di Medan. http://www.repository.usu.ac.id.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2010.
Slamet, S. 1994. Kesehatan
Lingkungan. Gajah Mada University, Yogyakarta.
Winarno.
1995. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Yuliarti,
N. 2007. Awas Bahaya Dibalik
Lezatnya Makanan. Andi, Yogyakarta.
Makasih banyak untuk makalahnya ini membantu saya untuk tugas diskusi Bahasa Indonesia
BalasHapusMakasih izn copas
BalasHapusKami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
BalasHapusOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.harga nego
WA-081310849918
Terima kasih